Barang siapa yang menghabiskan waktu berjam – jam lamanya untuk mengumpulkan harta kerana ditakutkan miskin, maka dialah sebenarnya orang yang miskin..

Jajat Awang Umbara

Sunset and sunrise always inspiring knocking the heart of my human being reminding me how small I am even time, is beyond our control we never know when will our time come smiling..

Albert Einstein

Ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.

Jajat Awang Umbara

Sebuah seni dikatakan indah, karena kita mengetahui makna didalamnya, atau kita bisa mengambil inspirasi didalamnya.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 26 April 2012

Ska Berbalut Rock

Yang menginfluence musik mereka tidak hanya band Ska, karena masing-masing personil ERWE memiliki kesenangan musik yang berbeda. Menurut Luke, musik ERWE mengusung aliran Ska yang di mix dengan balutan nuansa Rock,

“Bukan berarti sok sangar, hanya biar terlihat lebih berenergi saja,” imbuhnya.
Lirik lagu band yang telah menelurkan tiga album ini paling banyak menceritakan tentang seputaran tragedi-tragedi manusia, tentang pertemanan, asmara, dan juga sosial. Satu di antara lagu ERWE yang populer di kalangan remaja Yogyakarta saat ini adalah ‘Radical Road Riders’ lagu bercerita tentang kegemaran bersepeda.

“Semua teman adalah teman baik, tanpa memandang genre apapun untuk bersepeda, lagu tersebut sedikit brutal tapi tetap murah senyum, dan kami juga ingin mengusung kota Yogyakarta sebagai kota sepeda,” ucap Luke menjelaskan lagu favoritnya tersebut.


                      

Ikon Musik Para Pesepeda

Radical Road Riders merupakan sebuah track di mini album ERWE yang bertitle (Error Without Emotion). Lagu ini cukup mencuri perhatian orang banyak, terutama bagi para pesepeda. Lagu yang bercerita tentang komunitas sepeda di Yogyakarta yang menamakan dirinya Radical Road Riders. Kesuksesan lagu ini membuat ERWE sering diminta untuk berpatisipasi di acara-acara sepeda, satu di antaranya pada event memperingati HUT Kota Yogyakarta, yang sekaligus juga meresmikan Jalan Mangkubumi menjadi "Mangkubumi Late Nite Bicycle Playground".

Di setiap Jumat akhir bulan, Jalan Mangkubumi menjadi milik para pesepeda. Pada malam peresmiannya Oktober 2011 lalu, Tugu menjadi lautan sepeda. Herry Zudianto selaku Walikota Yogyakarta saat itu yang meresmikan tempat ini.

“Berawal moment akbar ini, saya ingin memberikan sesuatu yang bisa dinikmati kaum pesepeda Jogja. saya dan ERWE mengubah lagu RRR menjadi JLFR (Jogja Last Friday Ride),” ucap w2k.

Di lagu yang telah diaransemen ulang ini juga mengajak rapper M2MX dari Jahanam (Hip Hop) untuk berkolaborasi. “Dengan lagu ini setidaknya momen JLFR termonumenisasi dengan karya lagu,” tambahnya.

ERWE betah dijalur indie

HINGGA saat ini mereka masih berjuang di jalur Indie, menurut W2k mereka tidak membatasi ruang gerak untuk ERWE, “Oke-oke saja kalau suatu saat nanti kita masuk Major Label, hanya saja selama ini, beberapa Label yang menawari kerjasama dengan kami belum ada yang cocok kontraknya, jadi kami masih mempertahankan untuk Indie,” kata vokalis yang juga pemilik warung susu SUSUatu ini lalu tertawa.

“Tapi jangan salah, Indie Juga berbahaya lho,” tegas W2k, karena sekarang masyarakat, khususnya anak muda sudah bisa memilih band yang menurut mereka bagus untuk di gandrungi, “Jadi band-band Indie nggak perlu takut kalah saing dengan major label. tinggal pembuktian karya saja, selama kita tekun dan berjuang maksimal, pasti mampu kok,” lanjutnya bersemangat.

W2k juga menjelaskan bahwa peran jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Myspace, Official Web, Youtube, dan lain-lain itu sangat membantu untuk melakukan promo bagi band-band Indie. Dengan media tersebut, ERWE bisa selalu berkomunikasi dan mengampanyekan banyak hal kepada para penggemarnya.

Boleh Chaos, Tapi Tanpa Emosi

KARENA keinginan untuk mengikuti seleksi festival band di sebuah universitas di Yogyakarta, Djati Pambudi Wibowo  yang akrab disapa W2k mengajak teman-temannya untuk membuat sebuah grup band. Musik yang mereka mainkan bergenre Ska Rock, dan mereka sepakat menamakan band kebanggaannya tersebut ERWE.

Banyak sekali pertanyaan tentang arti nama tersebut, menurut W2k  sebenarnya ERWE itu singkatan dari ‘Error Without Emotion’ yang bermakna perdamaian, hingga teman-teman mereka akrab menyebutnya dengan nama ERWE,
“Intinya boleh chaos, tapi tanpa emosi. Tapi banyak juga yang mengartikan sesuai keinginan mereka sendiri, ada yang mengartikan ERWE itu makanan hasil olahan dari daging anjing…hahahaha,” ujar W2k .

Menurut vokalis yang ini, awalnya personil band yang didirikan pada 8 Agustus 2003 ini sejumlah tujuh orang, dan mereka mengusung aliran Reggae Dance. Bongkar  pasang personilpun terjadi hingga formasi terakhir saat ini hanya tiga orang Djati Pambudi Wibowo / W2k  (Vokal/Gitar), Lukas Septa Indras Wibowo / Luke (Gitar), dan Fajar Hendra Setiawan (Drums). Di setiap pertunjukkannya mereka  dibantu oleh tiga musisi auditional di posisi Bass, Trumpet, dan Trombone.

“Menginjak album kedua, dan revolusi musik mulai berkembang, akhirnya kita menetapkan dan meng’ijab qobul’kan kalo ERWE adalah band Ska Rock, tujuannya ya agar bisa lebih meluas aja,” ucap W2k.

ERWE: Garap Video Klip Sendiri

Di era berkembangnya teknologi, tidak ada hal yang tidak mungkin bisa dilakukan. Bagi band indie, kini
banyak faktor yang dapat membantu kelancaran untuk berkarya, seperti situs-situs sosial yang telah ada. Salah satunya youtube yang dikenal sebagai situs yang menampilkan banyak karya video. Karena
Hal tersebut memacu ERWE untuk membuat video klip secara mandiri. “kini alat juga sudah semakin canggih, mudah di akses dan mudah nyari pinjamanya juga, haha..,” kata w2k tergelak.

Sebelumnya ada tiga video klip yang mereka produksi, diantaranya ‘Let’s Join Let’s Sing and Dance’, ‘Radical Road Riders’, dan ‘Jogja Last Friday Ride’.
Di awal tahun ini saja, ada dua klip yang sedang mereka rampungkan, keduanya merupakan lagu hits di album terbaru ERWE, yaitu ‘Gadis Malam’ dan ‘SSTI’, proses produksinya dibantu Backstage Heroes (crew ERWE).

Semua video tersebut pun disutradarai langsung oleh w2k sang vokalis. “Saat ini sedang dalam proses editing, ngeditnya juga kami kerjakan sendiri, namun sebagian dibantu oleh Erix (Endank Soekamti) yang ahli membuat special efek,” imbuhnya.
erweklip.jpg

The Secret of WAYANG


  Salah satu dari sekian banyak kesenian yang berasal dari tanah Jawa yang membutuhkan waktu semalam suntuk, apalagi kalau bukan "pagelaran wayang kulit dan wayang tengul atau golek". Sebenarnya wayang itu ada 3 macam, yaitu: wayang orang, wayang kulit, dan wayang tengul atau sering disebut dengan wayang golek. Sesuai dengan namanya, wayang orang dimainkan oleh orang asli, sedangkan wayang tengul atau wayang golek dimainkan oleh orang-orangan dari kayu yang dibuat oleh ahli pahat.



 


























Gambar diatas merupakan contoh dari penggambaran wayang tengul (kiri) dan wayang orang (kanan).
   
  Persamaan dari semua wayang tersebut adalah tentang cerita yang mengangkat dari kehidupan manusia aslinya. Penokohannya pun juga di sesuaikan dengan sifat manusia pada aslinya. Sifat wayang tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri fisiknya, yaitu:

Ciri Hidung :
  1. Hidung Walmiring : kelihatan seperti pisau belati kecil untuk menunjukkan kehalusan watak dan kebangsawanan, contohnya Arjuna, Samba, Kresna
  2. Hidung Pelokan : Seperti separo bagian buah mangga, menunjukkan persamaan watak raksasa: kasar dan kuat. Contoh : Buto Rotor, Bragolba dll
  3. Hidung Panggotan : Dengan mulut gusen menunjukkan watak buas dan kejam. Contoh : Raden Indrajid dan Raden Kongso
  4. Hidung Bentulan : Mengungkapkan keprajuritan. Contohnya: Gatotkaca, Gondomono, Brotoseno
  5. Ada beberapa bentuk hidung yang menunjukkan kekonyolan atau kelucuan, tapi tidak dijelaskan bentuknya seperti Hidung Bruton yang dimiliki Bagong, hidung sumpelnya sumpel dan Limbuk, hidung terongnya gareng, hidung cempaluknya petruk, dan hidung pesekannya Togog, Mbilung, dan Wanoro
Garis mulut
  1. Mulut Domis : bentuk mulut yang memperlihatkan keelokan dan watak sensitive, merupakan bentuk mulut yang dimiliki Ksatria
  2. Gusen tanggung : menggambarkan watak sok serba tahu seperti mulutnya Sengkuni dan Kartomarmo
  3. Ngablak : terbuka dan kelihatan gusinya, menggambarkan watak raksasa  
Bentuk pelupuk mata
  1. Gabahan : seperti biji beras, mata para ksatria
  2. Kedhelen : seperti biji kacang, misalnya pada Setyaki, Baladewa
  3. Kedhondongan: Seperti biji Kedhondhong terdapat pada Sengkuni dan Kartomarmo
  4. Penanggal : bentuknya seperti bulan sabit, menunjukkan watak yang tidak bisa dipercaya seperti Buto cakil dan Pandito Durno
  5. Pelengan : Menggambarkan karakter bawaan yang kejam seperti pada Indrjid
  6. Kolikan: menggambarkan watak lucu, seperti pada Semar
  7. Plolo : menggambarkan watak yang bodoh dan mudah dibohongi, seprti matanya Bagong dan Togog
  Jadi orang yang membuat wayang tersebut tidak sembarangan membuat, tapi memiliki arti dari fisiknya.

  Pagelaran wayang yang dibawakan oleh seorang dalang dan diiringi oleh beberapa wiyaga serta sinden yang mengalunkan suaranya sebagai back song pada acara pagelaran tersebut, menyampaikan cerita lika-liku kehidupan manusia pada jaman dahulu hingga sekarang. Amanat yang disampaikan pun bersifat implisit atau tidak diterangkan secara langsung, melainkan kita sendiri yang mencari amanat tersebut. 

  Dapat kita cermati apa saja yang dapat kita pelajari dari runtutan cerita yang disampaikan oleh sang dalang. Seperti tokoh Pandawa yang memiliki sifat baik hati, tidak sombong dan bijaksana. Mereka selalu membela yang benar dan memerangi mereka yang tamak akan kehidupan dunia. Selalu welas asih, dan menyayangi satu sama lain. Sedangkan tokoh Kurawa yang memiliki ambisi yang kuat untuk menguasai dunia, mereka rela memerangi saudara mereka sendiri demi memenuhi keinginan mereka, selalu menganiaya siapapun yang menentang kenginan mereka. Jadi kita dapat meniru Pandawa dan menghindari sifat Kurawa.

JOGJA TEMPO DULU

STM 1 JEtis Tempoe dulu
yang ini foto sekolah ku dulu jaman sebelum jadi STM, nama nya dulu adalah Prcince Juliana School, sekarang jadi STM 1 Jetis, sekolahnya di Kota , tapi yang sekolah diana umumnya dari luar kota (bantul, kalasan, sleman pinggiran hehehhe)…

Kedaton Pleret.
Sekarang bangunan ini sudah tidak ada, dulunya (konon katane orang pleret) ada pabrik gula juga disini. bantul memang banyak pabrik gula, mulai dr madukismo , ganjuran, tanuditan.. tp sekarang sudah meninggalkan sektor pertanian.

Tugu Jogja,
jaman dahulu enak kalo foto2 di tugu, masih seoi, terus masih rindang, banyak becak…. nak punya mesin waktu pengen nang jogja jaman dahulu… skrg kalo foto2 harus malam, kalo siang ke senggol kendaraan…

Stasiun Tugu

venderbrug

taman sari (kanan kiri blm ramai )

pasar ngasem, jaman masih banyak pohon asem…

Malioboro, waktu masih sepi….

jaman belanda malioboro buat ngetem serdadu Londo, dan berfoto bersama..

pasar beringharjo,dahulu sudah ramai… sekarang sangat ramai..

Alun-alun utara
alun2 kidul
bank BNI jaman dahulu….

kantor Pos BEsar Jogja….

sungguh menarik kota jogja jaman dahulu, tenang, sejuk, damai,….bersih

MASIHKAH KOTA JOGJA KOTA PELAJAR ???

Sekian lama Kota Yogyakarta yang kaya akan kultur budaya ini disebut-sebut sebagai 'kota pelajar'. Banyak insan-insan yang berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta sengaja datang ke propinsi ini untuk mengenyam pendidikan di segala tingkatan, dari sekolah dasar, sekolah atas, maupun perguruan tinggi. Kualitas pendidikan di kota yang nyaman ini memang tergolong baik dan kompeten baik di tingkat nasional maupun internasional. Buktinya saja begitu banyak para pelajar di instansi-instansi pendidikan berlokasikan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjuarai berbagai olimpiade dan kompetisi baik tingkat nasional hingga internasional sekalipun. Sebuah prestasi yang memang patut dibanggakan mengingat gencarnya pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia menghendaki generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas dan memiliki daya saing.






Membicarakan tentang pelajar, meskipun berprestasi, tidak terpungkiri juga bahwa pelajar daerah berhati nyaman ini tidak luput dari tindakan-tindakan negatif yang dapat mencoreng nama Yogyakarta dari sebutan kota pelajar. Misalnya saja vandalisme yang kerap terjadi di sudut-sudut kota yang sesungguhnya indah dan bersih karena dijaga oleh masyarakat. Sudut-sudut kota ini namun pada akhirnya tak lagi indah, melainkan malah mengiritasi mata para insan yang memandangnya karena tindakan para pelajar yang semrawut. Berbagai macam tindakan vandalisme yang mereka lakukan, seperti mencoret-coret tembok warga atau rambu-rambu petunjuk lalu lintas, kerap kali menyulut emosi dari warga sekitar.


 

Tidak hanya sebatas vandalisme biasa, yang mereka lakukan berpotensi besar menyebabkan masalah yang jauh lebih pelik yakni perkelahian dan tawuran. Pasalnya, kerap kali mereka melakukan aksi mencoret-coret tembok warga di suatu daerah dengan menyertakan nama geng yang mereka ikuti. Vandalisme semacam ini pada umumnya dilakukan untuk menunjukkan wilayah kekuasaan geng-geng sekolah maupun geng-geng bebas yang saling berkompetisi satu sama lain. Misalnya saja seorang pelajar menuliskan nama geng yang dia ikuti di suatu wilayah, misalnya saja geng ABC, kemudian ada geng lain yang merasa bahwa wilayah itu adalah wilayahnya, pelajar dari geng lain tersebut kemudian akan mencoret nama geng ABC yang pertama kali menuliskan namanya di wilayah tersebut dan menuliskan gengnya sendiri di sana, misalnya DEF. Apabila geng ABC mengetahui bahwa nama gengnya dicoret oleh geng DEF dan amarah dari geng ABC tersulut, maka akan terjadi perkelahian untuk memperebutkan wilayah tersebut antara geng ABC dan geng DEF. Seperti drama klasik di setiap penjuru daerah, geng yang memenangkan perkelahian akan dianggap lebih berkuasa.


 

Tindakan balas dendam dan 'kroyokan' juga masih menjadi budaya geng-geng yang berseteru. Kebiasaan 'klithih' atau 'pencegatan' masih kerap ditemui di titik-titik tertentu Daerah Istimewe Yogyakarta. Pencegatan inilah yang selalu dicemaskan, bukan hanya bagi anggota geng, namun juga para pelajar biasa. Misalnya saja geng ABC kian berseteru dengan geng DEF. Misalnya saja geng ABC adalah geng yang terdiri dari pelajar SMA ABC. Geng DEF akan melakukan tidakan 'pencegatan' kepada setiap pelajar SMA ABC yang mereka temui dan melakukan introgasi kepada pelajar tersebut, apakah dia anggota dari geng atau bukan. Apabila diketahui dia anggota geng, maka dia akan menjadi bulan-bulanan geng DEF. Tidak jarang juga geng tersebut akan meminta seragam sekolah korban mereka secara paksa sehingga si korban pulang tanpa seragam sekolah. Seragam tersebut biasanya disimpan sebagai 'bukti' mereka mem-bully salah satu siswa dari sekolah musuh. Namun kini terasa sedikit lebih melegakan setelah pemerintah Kota Yogyakarta menyamakan tulisan pada badge lokasi seragam setiap pelajar sekolah negeri di Kota Yogyakarta, dari yang sebelumnya tertulis misalkan "SMA Negeri ..." kini seluruhnya tertulis "Pelajar Kota Yogyakarta".


 

Selain vandalisme, seperti pada postingan sebelumnya "ABG Undercover: Smoke, Sex, Sozzled", telah banyak disinggung juga bahwa banyak kalangan pelajar yang terjerumus ke hal-hal sesat yang sangat beresiko terhadap kehidupan mereka sendiri. Beberapa pelajar melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan baik sekolah maupun negara diluar kegiatan belajar-mengajar yang mereka ikuti secara rutin. Kualitas pelajar yang seperti ini sungguh sangat dipertanyakan. Mereka yang sebenarnya pintar dan berpotensi menjadi tersia-siakan. Rokok kerap kali men-trigger gangguan kesehatan tubuh mereka. Alkohol dapat berdampak negatif baik bagi kesehatan tubuh mereka ataupun kinerja otak mereka. Hubungan seks di bawah batasan umur yang sesuai juga dapat berdampak buruk pada organ reproduksi. Belum lagi narkoba yang dapat seketika menghentikan pertumbuhan otak para pelajar. Tak jarang penyebab para pelajar mengkonsumsi barang-barang haram ini berasal dari pengaruh pergaulan dengan geng-geng yang mereka ikuti. Kerap ditemukan adanya 'bandar' yang beroperasi di dalam geng-geng bebas maupun sekolah. Hal ini tidak hanya menjadi masalah di Kota Yogyakarta, namun telah menjadi masalah umum di kota-kota terkemuka seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Hal ini sangat memprihatinkan mengingat sosok pelajar yang seharusnya lebih mencondongkan diri untuk menuntut pendidikan namun malah mengikuti organisasi-organisasi negatif dan ikut serta dalam perusakan fasilitas umum sekaligus perusakan diri mereka sendiri. Maka masih pantaskah Kota Yogyakarta disebut sebagai 'kota pelajar' dengan keadaan para pelajar yang terancam bahaya ini?


Misteri Dibalik Tugu Jogja

          Tugu Jogja merupakan salah satu dari beberapa landmark yang menjadi ciri khas Kota Yogyakarta, bahkan yang paling terkenal. Tugu yang berlokasi di perempatan Jl. Jenderal Soedirman, Jl. A.M Sangaji, Jl. Diponegoro dan Jl. Pangeran Mangkubumi ini pada awalnya dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I sekitar tiga abad yang lalu dengan makna simbolis menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi karena memang segaris lurus jika dilihat dari sisi tertentu.







          Pada awalnya, Tugu Jogja ini bernama Tugu Golong Gilig dengan tinggi sekitar 25 meter dengan bagian bawah yang menyerupai pagar melingkar, tiang berbentuk silinder (gilig) yang mengerucut ke semakin ke atas dan bentuk bulat (golong) di puncaknya. Dulunya tugu ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan atara Sultan dan rakyat untuk melawan penjajahan yang pada tanggal 10 Juni 1867 sempat runtuh karena gempa, kejadiannya mirip dengan gempa pada 27 Mei 2006 lalu. Bangunan tugu ini direnovasi pada tahun 1889 oleh Opzichter van Waterstaat - Dinas Pekerjaan Umum JWS van Brussel pada era pemerintahan Belanda. Bentuknya sama sekali berbeda. Dari yang semula berdiri setinggi 25 meter menjadi hanya 15 meteran saja, lebih rendah sekitar sepuluh meter dari tinggi aslinya. Bentuk tugu menjadi persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi tersebut. Bentuk di bagian atas tugu inipun tidak lagi bulat, malainkan kerucut yang puncaknya runcing.




          Tugu yang dibangun oleh pihak Belanda sedemikian rupa itu bertujuan untuk mempengaruhi keadaan politik pada saat itu dan demi mengikis persatuan antara Sri Sultan dengan rakyat. Namun yang terjadi persatuan antara Sultan dengan rakyat tetap terjalin adanya sehingga sampai kinipun rakyat masih mempercayakan kekuasaan kepada Sri Sultan untuk memimpin dan membimbing Daerah Istimewa Yogyakarta.

           Tugu baru yang dibangun oleh pihak Belanda ini sering juga disebut sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal (Pal sebenarnya juga berarti 'tugu', diadaptasi dari bahasa Belanda) Putih, karena dari dulu didirikan hingga kini selalu bercatkan warna putih.




            Beberapa puluh tahun silam, sempat beredar pembicaraan bertemakan konspirasi, terutama Yahudi. Banyak pihak pada waktu itu menyebutkan bahwa jaringan Yahudi sudah menjangkau wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Anehnya lagi, terdapat bentuk lambang Yahudi dan zionis (Bintang David) di Tugu Jogja yang nampak dengan sangat jelas karena bercatkan warna emas di setiap sisi-sisi tugu. Masih tidak diketahui apakah itu memang lambang Yahudi ataukah hanya sekedar kebetulan belaka. Beberapa masyarakat berpendapat mungkin hal ini dikarenakan Tugu Jogja yang sekarang ini adalah bangunan tugu yang dibangun oleh Belanda yang merupakan penyebab masuknya organisasi seperti Freemansory ke Indonesia. Lalu bagaimana menurut pendapat anda?




Sejarah Dua Geng Legendaris Yogyakarta: QZRUH Versus JOXZIN

         Hampir di setiap kota pada setiap jaman tertentu ditemukan fenomena gank (geng) atau kelompok organisasi yang sering dikatakan 'liar' yang kerap kali diikuti oleh para pemuda dan remaja. Di Kota Yogyakarta sekitar tahun 80-an hingga 90-an, bahkan sampai sekarang masih sering ditemui geng-geng yang berisi remaja lengkap dengan dinamika kenakalannya. Dua geng besar yang sempat menguasai jalanan Kota Yogyakarta berhati nyaman yang melegenda adalah QZRUH dan JOXZIN.
 
        QZRUH adalah singkatan dari Q-ta Zuka Ribut Untuk Hiburan. Entah siapa yang pertama kali mendirikan geng bernama QZRUH yang sering disingkat dengan QZR ini. Geng ini berdiri di awal tahun 1961 dengan tujuan melawan ketidakadilan yang melanda di era itu. Terdiri dari sekumpulan pemuda yang tak peduli arah dan tujuan hidup, secara teritori QZR menguasai wilayah utara Kota Yogyakarta. Tongkrongan yang diyakini tempat awal terbentuknya QZR adalah di bioskop President (sekarang Galeria Mall) dan wilayah Terban. Pentolannya (ketua) disini adalah seseorang yang berinisial DRT (almarhum), nama yang hingga kini melegenda di Kota Yogyakarta. Namun ada juga yang bilang kalau QZRUH ketua pertama berinisial HR, dan QZRUH didirikan di kaliurang di rumah Dedy pada tahun 1985.






           JOXZIN adalah singkatan dari frasa 'Joxo Zinthing'. Tetapi konon nama Joxzin pada mulanya berawal dari frasa 'Pojox Benzin', atau pojokan pom bensin (pojokan alun-alun) yang diyakini dulunya adalah tongkrongan para anggota geng atau anak-anak daerah Kauman. JOXIN sering disingkat dengan JXZ yang kerap dituliskan di berbagai tembok sudut-sudut kota. Secara teritori, daerah selatan Kota Yogyakarta mulai dari daerah malioboro ke selatan dikuasai oleh JXZ. Sebutan yang cukup populer bagi JXZ adalah “cah 14” (yang sebenarnya berawal dari huruf JXZ yang mirip dengan angka (7X2, 'tujuh kali dua'). Pentolan-pentolan JXZ berasal dari Kauman dan Kota Gede. Beberapa nama yang melegenda adalah SRGT, CA, H dan masih ada lagi beberapa yang lainnya.

                                                       

            QZRUH sering diidentikkan dengan kaum berada, kaum berpunya, walaupun tidak semua anggotanya dapat dianggap orang 'mapan'. Salah satu tongkrongan mereka yang elit adalah di diskotik Crazy Horse (CH) sekarang menjadi Jogja Jogja (JJ). Jalan Solo sempat menjadi kekuasaan QZR sementara. Meskipun anggota QZR yang mendominasi adalah para pemuda muslim, tetapi pemuda-pemuda non-muslim konon cenderung memihak atau bergabung dengan QZR. Mungkin karena kebetulan warga nasrani memang lebih banyak yang tinggal di daerah utara. Selain itu dapat juga dikarenakan pergaulan.

            JOXZIN adalah kebalikan dari Q-ZRUH. Kebanyakan anak-anak JXZ adalah kaum menengah ke bawah walaupun banyak juga anggota yang berada. Basis utama JXZ adalah para santri, mengingat daerah selatan memang terdapat banyak pesantren. Dengan latar belakang seperti itulah maka anak-anak JXZ dikenal nekat dan kadang tanpa perhitungan notabene melakukan jihad. Tongkrongan utama mereka adalah Kota Gede dan Kauman.

            Warna kebanggaan QZR adalah putih atau merah. Dulunya, jika motornya beratribut putih dapat dipastikan itu adalah motor QZR. "Jika ada konvoi motor berwarna putih, minggir saja ketimbang kena sangkur,bung!", kalimat yang sering diserukan warga masyarakat pada waktu bentrok itu. Namun seiring berjalannya waktu, atribut mereka berubah dengan warna hitam dan merah karena dulunya banyak dari anggota QZR yang beraliran Death Metal (seperti Q-Zruh Molo Death, Q-Zruh Ghost Gate, dll). Sedangkan atribut berwarna hijau pupus identik dengan JXZ.

           QZRUH sering diidentikkan dengan pendukung PDI atau Golkar pada masa 'tiga partai politik' di Indonesia. Beberapa pentolan QZR memang menjadi anggota satgas partai tersebut. Bahkan pentolan-pentolan salah satu ormas Golkar, PP (Pemuda Pancasila) kabarnya adalah pentolan-pentolan QZR juga, tetapi untuk kebenarannya tidak begitu diketahui dengan pasti. Tetapi memang untuk partai PDI, satgasnya rata-rata adalah pentolan QZR. Sedangkan JXZ identik dengan partai hijau alias PPP. Kantung massa Joxzin adalah di Kauman, Kota Gede dan Karangkajen yang mayoritas adalah pendukung PPP. Satgas PPP adalah pentolan-pentolan JXZ. Tetapi sebagian anggota JXZ ada yang masuk ke PDI dan jarang sekali JXZ yang aktif di Golkar.


            Bentrokan atau perkelahian QZR vs JXZ sering terjadi secara frontal. Biasanya mereka memanfaatkan momen tertentu seperti tahun baru, takbiran, dan lain sebagainya. Dengan berkonvoi dan tentunya siap senjata tajam mereka sering bertemu dan pastinya akan terjadi perang. Yang sering terjadi adalah konvoi QZR yang sering memasuki wilayah kekuasaan JXZ dan jarang sekali terjadi geng JXZ menyerang wilayah kekuasaan QZR terlebih dahulu. Cara yang sangat popular digunakan di kalangan gang dengan sebutan ninja juga saling diterapkan oleh kedua gang ini. Dengan kata lain mereka membacok musuhnya dari belakang.

           Cara paling dasar untuk menunjukkan eksistensi mereka yaitu dengan menulis grafitti nama gang mereka di tembok sudut-sudut kota dengan cat atau spray cans (pylox). Mereka berkonvoi dan menulis tag gang dengan huruf besar serta nama sendiri atau inisialnya di bawah atau di samping nama gang, misalnya QZR kuda, JXZ kuntet, dan lain-lain. Ketika melakukan konvoi dan secara kebetulan menemukan tulisan geng musuhnya di wilayah yang mereka anggap mereka kuasai, maka mereka akan mencoretnya atau diberi tanda silang dengan cans dan diganti dengan nama gengnya sendiri serta nama anggota yang melakukannya. Warna pyloxnya seringkali berwarna hijau untuk JXZ dan hitam atau merah untuk QZR. Slogan yang sering diteriakkan oleh QZR adalah, "1 liter bensin 10 kepala Joxzin, Sekali tebas MATI cah 14 (pat-belas)". Sedangkan JXZ sering meneriakkan slogan, "Sekali kayuh 10 kepala QZRUH".

            Underbouw QZR adalah geng sepeda ZARAF (ZRF) yang seterusnya dikenal dengan sebutan NEO ZARAF(NZRF) sedangkan underbouw JXZ sebelum HUMORIEZT (HRZ) muncul adalah geng sepeda KEPROEX (KPX). SMA yang dulunya sebagian besar basis massa QZR adalah BOSA (Bopkri I), BODA (Bopkri II), SMA Negeri 6 Yogyakarta dan SMA Negeri 9 Yogyakarta. Sedangkan SMA yang dulunya sebagian besar basis massa JXZ adalah MUHI/MOEHI (SMA Muhammadyah I Jogjakarta), MUHA/MOEHA (SMA Muhammadiyah II Yogyakarta) dan masih banyak lagi. Kesamaan QZR dan JXZ adalah rata-rata dari mereka anti dengan etnis tionghoa.


Nb. Kalau saya NETRAL aja ya. jadi, saya gak memihak kesemuanya


Referensi: KasKus



Kamis, 12 April 2012

Grafiti

Grafiti

Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

Sejarah

Kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa ini, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu.
Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.
Kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar.

Grafiti pada zaman modern

Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.


Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

Fungsi grafiti

  • Bahasa rahasia kelompok tertentu.
  • Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
  • Sarana pemberontakan.
  • Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan sosial.

Hukum

Pada perkembangannya, grafiti di sekitar tahun 70-an di Amerika dan Eropa akhirnya merambah ke wilayah urban sebagai jati diri kelompok yang menjamur di perkotaan. Karena citranya yang kurang bagus, grafiti telanjur menjadi momok bagi keamanan kota. Alasannya adalah karena dianggap memprovokasi perang antar kelompok atau gang. Selain dilakukan di tembok kosong, grafiti pun sering dibuat di dinding kereta api bawah tanah.
Di Amerika Serikat sendiri, setiap negara bagian sudah memiliki peraturan sendiri untuk meredam grafiti. San Diego, California, New York telah memiliki undang-undang yang menetapkan bahwa grafiti adalah kegiatan ilegal. Untuk mengidentifikasi pola pembuatannya, grafiti pun dibagi menjadi dua jenis.